LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
MANAJEMEN PENANGANAN KESEHATAN PADA PETERNAKAN AYAM PEJANTAN DI UD. LESTARI JAYA FARM KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
OLEH :
SALMAN ALFAERUZ
(B1D 011 254)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
MANAJEMEN PENANGANAN KESEHATAN PADA PETERNAKAN AYAM PEJANTAN DI UD. LESTARI JAYA FARM KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
OLEH :
NAMA : SALMAN ALFAERUZ
NIM : B1D 011 254
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
DISERAHKAN UNTUK KEPERLUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI PETERNAKAN – FAKULTAS PETERNAKAN – UNRAM
MENYETUJUI :
Program Studi Peternakan
Ketua
Ir. Uhud Abdullah,MP
NIP. 19550531 198603 1 002 |
Pembimbing
Drh. Made Sriasih, M.Agr. Sc. Ph.D
NIP : 19700523 199603 2002
|
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan PKL ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Bapak prof. Ir. H. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D, selaku dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2. Ibu Drh. Made Sriasih, M.Agr. Sc. Ph.D, selaku ketua Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi dan selaku dosen pembimbing dan penguji pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
3. Bapak Ir.Tapa’ul Rozzi, M.Si selaku ketua kelompok ternak UD. Lestari Jaya Farm yang telah mengizinkan penulis melaksanakan PKL dikelompok ternak Bengkaung Berkarya.
4. Ibunda dan ayahanda tercinta yang selalu memberikan dukungan, dan motivasi baik berupa moril maupun materil serta nasehat sehingga saya bisa menimba ilmu sampai saat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan.
Mataram, 22 Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. .... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.Tujuan Dan Kegunaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)............................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5
BAB III KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .................................. 13
2.1. Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL).................................................. 13
2.2. Macam Kegiatan................................................................................... 14
BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN..................... 15
3.1. Hasil Praktik Kerja Lapang................................................................... 15
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN........................................... 32
4.1. Permasalahan......................................................................................... 32
4.2. Pemecahan............................................................................................. 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 33
5.1. Kesimpulan............................................................................................ 33
5.2.Saran....................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ayam pejantan merupakan limbah dari pembibitan ayam ras petelur. Produk utama pembibitan ayam ras petelur adalah DOC betina (warna kemerahan) sedang DOC jantan adalah limbahnya. Saat ini ayam pejantan sudah mulai di kembangkan Sebagian peternak layer ada yang mengembangkan ayam pejantan ini sebagai tambahan pendapatan ketika kandang untuk pembesaran layer sudah kosong. Ada pula yang berkonsentrasi khusus untuk ternak ayam pejantan. Ayam pejantan memiliki nilai lebih tersendiri, tekstur daging yang lebih padat dibanding jenis ayam pedaging lainnya menjadikan ayam jantan memiliki pangsa pasar tersendiri. Perlu juga diketahui bahwa harga jual ayam pejantan ini lebih mahal dari ayam pedaging, karena ayam pejantan ini biasanya juga di jadikan pengganti ayam kampung oleh warung-warung makanan. Hal inilah yang menjadikan peluang usaha ternak ayam pejantan memiliki potensi yang cukup bagus.
Dalam pemeliharaan ternak, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit dan atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikian usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan ( Jahja dkk, 1993).
Penyakit ayam merupakan kendala utama pada peternakan intensif di lingkungan tropis seperti di Indonesia. karena dapat menurunkan produksi, seperti pada kelompok penyakit pernapasan, (Murtidjo 1992) . Penyakit unggas yang sifatnya menular jika sudah terlanjur menjangkit akan dapat menurunkan produksi, bahkan akan menjadikan usaha peternakan tersebut bangkrut (Sudaryani, 2003).
Sakit adalah kondisi yang menunjukkan adanya gangguan fisiologis yang dinyatakan dengan gangguan sistem dalam tubuh dan dapat terlihat dengan lemahnya tubuh, gejala gejala klinis serta tidak dapat berproduksi secara optimal (Trisunuwati dkk, 2006). Maka dari itu perlu penanganan kesehatan yang optimal sehingga tidak ada penyakit yang membahayakan baik untuk ternak maupun manusia.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka mahasiswa perlu melakukan Praktek Kerja Lapang untuk mempelajari pelaksanaan teknis memanajemen kesehatan pada ternak ayam pejantan.
2. Tujuan dan Kegunaan
· Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari secara langsung tentang penanganan kesehatan ayam pejantan khususnya penanganan dan penerapan biosecurity pemeliharaan ayam pejantan di UD LESRTARI JAYA FARM.
· Kegunaan Praktik Kerja Lapang.
Adapun kegunaan pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapang ini adalah:
1. Dapat meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan penanganan industri perunggasan komersial serta penanganan biosecurity pemeliharaan ayam pejantan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kondisi peternakan ayam pejantan yang ada di kandang
3. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa untuk tujuan dunia kerja ketika lulus dari S1.
· Manfaat Kegiatan
a. Bagi Mahasiswa
- Dapat mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah melalui praktek kerja lapang.
- Menambah pengalaman dan keterampilan mahasiswa dalam pelaksanaan manajemen kesehatan ternak unggas secara umum.
- Mahasiswa dapat mengetahui secara jelas teknik dari pelaksanaan penanganan kesehatan pada ternak unggas.
b. Bagi UD. LESTARI JAYA FARM
Sebagai sarana promosi langsung dan penghubung antara UD. LESTARI JAYA FARM dengan lembaga perguruan tinggi khususnya Fakultas Peternakan Universitas Mataram untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan peternakan khususnya dibidang unggas.
c. Bagi Lembaga (Fakultas)
Terjalinnya kerjasama yang baik dan berkelanjutan antara Fakultas Peternakan Universitas Mataram dengan pihak UD. LESTARI JAYA FARM dalam aplikasi ilmu pengetahuan di bidang peternakan.
· Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan dengan sistem magang kerja dengan mengikuti serangkaian aktivitas UD. Lestari Jaya Farm sesuai yang diarahkan oleh fasilitator dan pembimbing. Adapun metode yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara dan Diskusi
Metode ini dilakukan dengan mewawancarai secara langsung fasilitator kandang UD. Lestari Jaya Farm. Kegiatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan, waktu kosong setelah bekerja, dan diskusi dengan karyawan disela-sela pekerjaan untuk melengkapi data-data penting
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada setiap kegiatan yang dilakukan di kandang.
3. Bekerja langsung di tempat praktek kerja lapang
Selain metode pasif yaitu wawancara dan observasi, metode aktif yaitu bekerja secara lansung membantu para pegawai dalam setiap kegiatan juga dilakukan dan sangat penting, mulai dari persiapan kandang, pembersihan kandang, penyemprotan kandang, penaburan kapur, penaburan sekam, pemasangan canopy atau pemanas dan pemasangan sekat dan kegiatan - kegiatan lainnya terkait secara lansung dan tidak lansung dengan judul PKL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian penyakit ayam, pengertian dan ruang lingkupnya. Dalam usaha peternakan ayam dikenal ada tiga perangkat utama yang menentukan kesuksesan usaha yaitu penggunaan bibit unggul, pemberian ransum yang bermutu, pelakasanaan tata laksana secara efisien, dan pengendalian penyakit secara benar dan tepat (Sudarmono, 2003).
Penyakit ayam merupakan kendala utama pada peternakan intensif di lingkungan tropis seperti di Indonesia. karena dapat menurunkan produksi, seperti pada kelompok penyakit pernafasan. (Murtidjo 1992)
Disisi lain penyakit unggas yang sifatnya menular jika sudah terlanjur menjangkiti akan dapat menurunkan produksi, bahkan akan menjadikan usaha peternakan tersebut bangkrut (Sudaryani, 2003).
Sakit adalah kondisi yang menunjukkan adanya ganguan fisiologis yang dinyatakan dengan gangguan sistem dalam tubuh dan dapat terlihat dengan lemahnya tubuh, gejala gejala klinis serta tidak dapat berproduksi secara optimal (Trisunuwati, Indrati, dan Masdiana, 2006).
Dalam pemeliharaan ternak, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit dan atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikian usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan ( Jahja dkk, 1993).
Biosekurity adalah suatu tindakan untuk menghindari kontak antara hewan dan mikroorganisme dan merupakan pintu pertahanan pertama dalam upaya pengendalian penyebaran suatu penyakit. Penerapan biosekuriti sangat diperlukan mulai pada awal pemeliharaan unggas di kandang sampai pada saat penjualan di pasar. Beberapa hal yang harus dipedomani terhadap prinsip biosekuriti yang tepat adalah sebagai berikut : 1). Setiap kendaraan pengangkut unggas yang masuk dan keluar kandang atau tempat penampungan unggas harus di desinfektan; 2). Setiap unggas yang datang harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter hewan berwenang di daerah asal unggas; 3). Setiap unggas yang datang harus mendapat pemeriksaan antemortem oleh petugas di bawah pengawasan dokter hewan yang berwenang; 4). Hasil pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan dilaporkan secara berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang; 5). Setiap kandang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum khusus; 6). Tidak mencampurkan unggas yang baru datang dengan yang lama; 7). Membersihkan kandang atau penampungan unggas dari limbah padat unggas; 8). Melakukan pengosongan kandang atau penampungan unggas satu hari dalam dua minggu untuk proses pembersihan dan desinfektan; 9). Mencegah masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya dalam kandang atau penampungan unggas; 10). Menempatkan unggas yang sakit di dalam kandang tersendiri; 11). Setiap unggas yang mati harus segera dimusnahkan dengan cara membakar (Akhirany, 2010). Agar peternakan menjadikan kawasan yang terbebas dari bibit penyakit maka diperlukan program biosekuriti yang harus ada dalam suatu peternakan (Wiharto, 1986).
Program biosekuriti yaitu upaya untuk menjadikan suatu kawasan peternakan terbebas dari bibit penyakit (mikroorganisme pathogen) dari reservoir atau vektor pembawanya. Pintu gerbang suatu peternakan adalah tempat pertama bagi orang yang mau masuk ke areal atau komplek peternakan dan merupakan titik awal keberhasilan suatu peternakan terbebas dari wabah atau serangan penyakit. Biosekuriti mengkondisikan setiap orang maupun kendaraan tidak sembarangan keluar masuk farm dan pintu selalu dijaga ketat oleh petugas. Program ini adalah program yang paling sering digunakan dalam mencegah timbulnya penyakit di suatu kawasan peternakan.
Menjaga kebersihan kandang merupakan satu langkah strategis mengurangi populasi bibit penyakit di sekitar ayam, karakteristik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat-tempat yang kotor, sehingga jika peternak berkeinginan memberantas bibit penyakit, harus menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, dapat dilakukan dengan program sanitasi secara rutin dan pembersihan pakan dan minum setiap hari untuk mencegah penyakit (Abidin, 2004).
Program sanitasi merupakan tindakan pembersihan dan pencucian kandang dan peralatan secara teratur. Pencucian ini menggunakan desinfektandengan cara penyemprotan keseluruh kandang dan peralatan. Penyakit pada ayam dapat mengakibatkan penurunan produksi telur (Abidin, 2004).
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, cara pertama adalah melalui tata laksana harian dan yang kedua melalui vaksin. Keduannya digunakan bersama dan saling mendukung satu sama yang lain. Pencegahan dengan tata laksana harian pada prinsipnya adalah menciptakan suasana yang bersih dan nyaman di peternakan. Pencegahan penyakit virus dilakukan dengan cara vaksinasi (Rasyaf, 2008).
Pengobatan dilakukan pada saat kondisi ayam sudah terdeteksi secara dini terkena suatu penyakit. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan memakan biaya yang mahal. Pemberian jenis obat yang akan diberikan harus diketahui jenis penyakitnya (Austic dan Nesheim, 1979).
Penyakit yang sering menyerang ayam petelur berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi 6 yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti kolera, coryza, pullorum. Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti HCD, bronchitis, cacar, leukosis, CRD.Penyakit yang disebabkan oleh jamur, seperti mycosis. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa, seperti coccidiosis. Penyakit yang disebabkan oleh parasit, seperti kuku dan cacing.Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan salah satu unsur makanan (defisiensi) seperti penyakit dermatitis dan lain-lain (Rasyaf, 2008).
Pelaksanaan Biosecurity
1. Kontrol lalu lintas
Biosecurity ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang harus menjalankan biosecurity dengan ketat (Grand parent stock) akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent stock, komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut.
Kontrol lalu lintas tidak hanya berlaku untuk orang tetapi juga untuk hewan seperti burung-burung liar , tikus, kumbang predator, serangga dan lainnya. Kucing dan anjing seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit yang potensial, tetapi bukti-bukti kurang mendukung, dan manfaatnya dalam mengendalikan tikus cukup nyata dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya. Konstruksi bangunan yang terbuka sebaiknya diberi kawat pelindung untuk mencegah masuknya serangga terbang atau predator, meskipun tidak efektif paling tidak dapat mengurangi resiko.
Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput harus teratur. Konstruksi kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat yang tidak memungkinkan binatang-binatang seperti tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa dapat memasukinya (rodent proof). Program pengendalian tikus dapat dibuat secara berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir kandang dengan selang 15-20 meter. Umpan tikus perlu dimonitor dalam jangka waktu tetrtentu misalnya setiap 5 hari sekali dengan umpan yang disukai tikus. Limbah kotoran ayam dan sekam basah, harus segera disingkirkan agar tidak mengundang lalat berkembang biak. Pada saat musim lalat dilakukan pengendalian baik dengan insektisida untuk membunuh lalat dewasa atau larva.
Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah kendaraan pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya. Pada peternakan pembibitan yang memerlukan biosecurity lebih ketat, begitu masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil bagian bawah, sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi. Sementara itu penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Di peternakan yang memerlukan biosecurity sangat ketat terdapat pemisahan dan batas yang jelas mengenai daerah sanitasi kotor dengan atau daerah sanitasi semi bersih atau bersih. Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun manusia.
2. Vaksinasi
Aspek lain dari biosecurity adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam .
Vaksin virus yang ideal terbuat dari suatu virus yang tidak menimbulkan penyakit, tetapi virus yang sangat tinggi imunogenesitasnya. Kombinasi ini agak jarang oleh karena itu virus-virus terpilih harus memberikan reaksi yang kecil sekali dan menyebabkan kekebalan yang tinggi. Perusahaan vaksin mempunyai kombinasi faktor-faktor yang terbaik terhadap virus yang ada sesuai dengan yang diharapkan.
Vaksin bisa dalam bentuk hidup atau mati. Keduanya memberikan reaksi. Vaksin hidup terdiri atas mikroorganisme hidup. Vaksin ini dapat diberikan pada umur lebih muda daripada vaksin mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum, inhalasi, atau tetes mata. Kontaminasi vaksin harus dicegah karena dapat menimbulkan gangguan yang serius.
Usia unggas pada saat vaksinasi terhadap penyakit tertentu dan kapan perlu diulang merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat, kualitas dan lamanya kekebalan. Program-program vaksinasi bervariasi pada ayam broiler, ayam petelur komersial, ayam bibit, ayam nenek, ayam kalkun, dan burung. Yang penting diingat adalah vaksinlah sesuai dengan keperluan.
3. Pencatatan Riwayat Flok
Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya ke laboratorium, dengan mengecek titer darahnya terhadap penyakit tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling lainnya. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan data performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat begitu masalah muncul.
4. Pencucian Kandang Ayam
Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosecurity yang paling berat. Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh kandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air. Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut, wadah-wadah pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah dipakai.
Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Secara total artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas sampai ke bawah. Hal ini dilakukan paling tidak setahun sekali. Pencucian bisa juga secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah (lantai) dan sekitarnya.
5. Kontrol terhadap pakan
Biosecurity terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat pabrik pengolahan. Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen penyakit dan toksin yang dapat mencemari makanan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan ayam adalah:
a. Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya kesalahan
b. Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air, kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan mikroorganisma, dan analisis proksimat untk mengetahui kualitas kandungan pakan.
c. Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari breeding farm biasanya minta persayaratan pakan tertentu untuk mencegah terjadinya salmonellosis. Pakan yang diinginkan melalui perlakuan panas (pada suhu 65-900c) dan penambahan vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier (asam format, asam laktat, asam proprionant, asam butirat, atau asam sitrat).
d. Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan menambahkan toxin binder.
e. Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun setibanya di farm konsumen.
f. Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun penyimpanan pakan jadi.
6. Kontrol Air
Air merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain melaui pakan dan udara. Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair antara lain Salmonellosis, Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop Syndrome. Oleh karena itu monitoring untuk program biosecurity air adalah:
a. Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu tahun yang meliputi pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal, mineral) dan bakteriologis.
b. Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan sekali untuk menguji tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif dan kwantitatif). Pengujian dilakukan secara berurutan dari hulu ke hilir, mulai dari sumber air sampai ketempat minum ayam (drinker).
c. Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari tingkat pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara klorinasi, tetapi saat ini sudah banyak produk komersial lain seperti pemberian asam organik.
d. Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi air di dalam kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini dilakukan mengingat seringnya peternak memberikan vitamin, mineral ataupun antibiotik melalui air minum. Munculnya jonjot (semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut.
7. Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati
Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin sari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi. Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan.
Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari kandang dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan. Disposal pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu tergantung pada sisa produksi harian serta tersedianya lahan.
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Lokasi Waktu Praktik Kerja Lapang
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di UD. Lestari Jaya Farm Kecamata Lingsar Kabupaten Lombok Barat, yang dimulai dari tanggal 20 Maret 2014 - 6 Juni 2014.
Profil UD. LESTARI JAYA FARM
Pendirian UD. Lestari Jaya Farm berawal dari tahun 2012 yang berlokasi di Desa Gontoran dan Sandongan kemudian di Teacing Farm Lingsar Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
KETENAGAAN :
UD. Lestari Jaya Farm dipimpin oleh seorang kepala kandang yang dibantu oleh 4 karyawan diantaranya penanggung jawab kandang Gontoran satu orang sekaligus menjadi manajer kandang, penanggung jawab kandang Sandongan satu orang dan penanggung jawab kandang Lingsar dua orang.
KERJASAMA DENGAN LEMBAGA LAIN :
Dalam melakukan kegiatannya UD. Lestari Jaya Farm telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga diantaranya :
1. Rumah Makan Jerneng
2. Rumah Makan Taliwang
3. Hotel Jaya Karta
PROGRAM KERJA UTAMA :
1. Program pemeliharaan
2. Program pemasaran
3. Program kerja sama dengan pelanggan
2.1 Macam Kegiatan PKL
Adapun kegiatan yang yang dilakukan dalam PKL ini adalah :
a. Survai lokasi
b. Tahap Persiapan
c. Persiapan alat
d. Persiapan bahan
e. Tahap mengenali ciri-ciri penyakit pada ayam
f. Jenis-jenis penyakit yang biasa sering menyerang ayam tersebut.
SKEMA MANAJMEN KESEHATAN AYAM PEJANTAN
DI UD. LESTARAI JAYA FARM LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
Persiapan Pengovenan
Pemasangan Oven
|
1. Sanitasi Kandang
2. Penyiapan Tempat Pakan dan Air Minum.
|
Persiapan Kandang seminggu Sebelum bibit datang
|
MINGGU I
Vaksin Pertama Pada Saat DOC Umur 4 Hari.
Vaksin tetes Vaksin ND B1
|
Umur 6 hari DOC diberikan Air Putih Selama 2 hari
|
Pada Umur 3 hari Air Gula diganti dengan Emplok selama 3 hari
|
Persiapkan Air Gula dan Pakan.
Menyalakan Oven dan mengatur Temperatur Suhu Ruangan
|
1.Pengecekan Jumlah bibit Ayam (DOC) yg datang.
|
Bibit, Obat dan Pakan Datang
|
MINGGU II
Ayam yg terkena penyakit diberikan Trimezyn S.
|
Penanganan
Menggantungkan daun singkong dan daun pepaya untuk mengalihkan perhatian.
|
Ayam yg Luka dipisahkan ke kandang isolasi untuk tahap penyembuhan setelah itu dikembalikan lagi kekandang semula.
|
Pada saat ayam umur 11 hari ayam terserang penyakit kanibal dan ngorok.
|
Untuk Mengantisipasi terjadinya penyakit pada umur 8 hari DOC diberi Air Minum Trimezyn S. Selama 2 Hari
|
MINGGU III
Pada saat umur 19 hari ayam terkena penyakit stress
|
Penanganan
Memberikan Vita Stress selama 3 hari.
|
Ayam yg mati dikeluarkankemudian langsung dikubur.
|
Umur 17 ayam diberikan Neobro selama 3 hari untuk menambah Napsu makan
|
Umur 15 hari ayam diberi Air Putihselma 2 hari.
|
MINGGU IV
Ayam terserang penyakit ngorok
|
Pada Umur 23 hari ayam diberi Neobro selama 2 hari.
|
Pada Umur 26 hari ayam diberi minum Trimezyn S selama 2 hari
|
Penanganan
Menggantungkan daun pepaya
|
MINGGU V
Umur 28 ayam diberi Air Putih Saja selama 2 hari.
|
Umur ayam 37 diberikan Neobro lagi.
|
Pada Umur 34 Ayam Siap Untuk dipanen dan debikan Hanya Air Putih Saja.
|
Umur 30 ayam dikasi Neobro selama 3 hari untuk menambah nafsu makan sebelum umur Panen.
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Praktek Kerja Lapang
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Survei lokasi
Disini saya menanyakan hal-hal yang sekira yang sering dilakukan di lapangan. Yang sering dipertanyakan yaitu manajemen penanganan ternak, manajemen penanganan kesehatan, jenis kandang yang digunakkan, berapa ekor ayam dipelihara dan kemana saja pemasarannya.
b. Tahap Persiapan
a. Sanitasi kandang
Pada Tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu :
· Pembersihan lingkungan
Pembersihan lingkungan di lakukan disekitaran kandang ayam yang sekiranya mengganggu kesehatan ternak maka kebersihan lingkungan di lakukan seperti saluran irigasi di perbaiki, pohon-pohon di tebas di sekitar lingkungan perkandangan.
· Penyemprotan kandang
Sebelum bibit datang maka bagian dalam kandang di semprot merata dengan menggunakan alat tanki dan bahan campuran formades, serta penyemprotan ke dua pada umur ayam 3 minggu di semprot dengan larutan rodalon.
· Pengapuran
Pada lantai kandang di taburkan kapur sampai merata dengan tujuan supaya bakteri, jamur maupun mokroba lainya tidak aktif akan nantinya pada saat ayam sudah datang.
· Pembersihan ruangan kandang
Memebersihkan ruangan kandang hasil pengapuran di sapu sampai bersih, serta penaburan sekam pada lantai kandang akan datangnya bibit.
a. Tahap penyediaan bahan atau obat-obatan
Pada Tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu :
· Pemesanan
Obat-obatan untuk ayam pedaging ini dipesan bersamaan dengan pakan di UD. SRIWIJAYA setelah pemesanan obat-obatan lansung di antarkan ke lokasi peternakan tepatnya di UD. LESTARI JAYA FARM di desa Gontoran kecamatan lingsar dan juga kadang langsung beli ke UD. SRIWIJAYA, UD. BAMA, dan di UD. SHINTA.
Empok : Antibiotik
· Pengecekan jumlah obat-obatan
Setelah obat-obatan di turunkan dihitung jumlah obat yang di turunkan disesuaikan dengan yang ada di nota, setelah sesuai kita tinggal faraf nota dan serahkan kepada supir yang mengantar obat sebagai bukti barang sudah di terima.
· Penyimpanan
Jenis obat-obatan yang telah di terima di simpan bagus pake kardus atau kotak dan khususnya untuk obat vaksin di simapan di kulkas.
b. Tahap vaksinasi atau perlakuan
v Pemberian secara rutin
Pada perlakuan ini kegiatan yang di lakukan adalah:
· Air putih
Pemberian air minum pada ayam 2 hari berturut-turut.
· Trimeziyn-s
Pemberian air minumnya sama dengan pemberian air putih 2 hari berturut-turut dan begitu juga pada pemberian neobro,dan vita stress sampai seterusnya akan panen pemberian 2 hari berturut-turut.
v Pemberian secara siklus atau variabel
Pada perlakuan ini kegiatan yang di lakukan adalah:
· Pemberian air gula
Sejak bibit baru datang disediakan air gula kemudian langsung diberikan ke anak ayam (DOC) tersebut.
· Pemberian enflok
Enflox merupakan jenis cairan anti bakteri yang mempunyai keunggulan seperti:
ü Bekerja dengan cepat pada inti
ü Distribusikan dengan baik keseluruh tubuh
ü Kelarutan baik
ü Mengandung buffer yang meningkatkan penyerapan
Komposisi : Enrofloxacine 10%
Dosis dan Aturan pakai:
Diberikan dalam air minum dengan dosis 0,1 - 0,2 ml per kg berat badan selama 3 – 5 hari berturut-turut.
· Vaksin tetes
Vaksin tetes merupakan suatu proses vaksinasi melalui penetesaan pada mulut atau mata. Vaksinasi tetes ini diberikan pada bibit ayam yg 3 hari setelah masuk ke kandang.
Contoh vaksinasi tetes yg diberikan.
Gambar Cara Memberikan vaksin tetes vaksin ND B1.
· Vaksin gumboro A
Sebelum di vaksin ayam di puasakan dari jam 3 sore sampai jam 7 malam baru untuk mempercepat penghabisan vaksin setelah itu di berikan vaksin air minum dengan bahan campuran gumboro A ditambah medimilk di campur merata dalam pemberian pada ayam dan juga karena pemberian vaksinnya pada malam hari.
· Neo meditril
Diberikan pada ternak 5-7 hari sebelum panen.
c. Persiapan alat
Adapun alat yang di gunakan dalam teknis manajemen kesehatan ayam pejantan yaitu:
· Tanki atau penyemprotan
· Bak atau ember
· Sendok
· Kulkas atau pendingin
d. Persiapan bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam manajemen kesehatan ayam pedaging yaitu:
1. Air putih
2. Enflok
Gambar Emplok : Antibiotik Ayam
Enflox merupakan jenis cairan anti bakteri yang mempunyai keunggulan seperti:
· Bekerja dengan cepat pada inti
· Distribusikan dengan baik keseluruh tubuh
· Kelarutan baik
· Mengandung buffer yang meningkatkan penyerapan
Komposisi : Enrofloxacine 10%
Dosis dan Aturan pakai:
Diberikan dalam air minum dengan dosis 0,1 - 0,2 ml per kg berat badan selama 3 – 5 hari berturut-turut.
3. Kapur
Untuk mensterilkan kandang atau membunuh kuman dilantai sebelum pemeliharaan ayam.
4. Formades
Efektif membasmi virus, bakteri, jamur dan sporanya pada kandang
Komposisi
Setiap 100 ml mengandung :
Formalin............................................................................. 24 gr
Glutaraldehyde.................................................................. 4 gr
Benzalkonim chloride........................................................ 3 gr
Bahan pembantu sampai.................................................. 100 gr
Indikasi
Desinfeksi kandang untuk mencegah penularan penyakit oleh virus, bakteri, jamur dan koksidia.
Aturan pakai
Ø 100 ml tiap 25 liter air (1 : 250), disemprotkan ke seluruh bagian kandang seluas 80 m2
Ø Bila ada wabah, berikan dengan pengenceran 100 ml tiap liter 10 liter air (1:100), disemprotkan ke seluruh bagian kandang seluas 30 m2
5. Rodalon
Pembasmi bakteri, virus, dan fungi yang ampuh
Rodalon terdiri dari bahan-bahan yg sudah terkenal diseluruh eropa, inggris, dan australia sebagai topikal Anti Septik, Disinfektan Detergent untuk penanggulangan penyakit viral, bakteri, fungi, dll.
Unggas-Sapi-Babi
Ø Newcastle Disease (ND) / tetelo. Pengenceran : 80 ml per 10 liter air.
Ø Luka-luka bekas cacar dan kanibal. Pengenceran : 60 ml per 10 liter air.
Ø Mendesinfeksi dan membersihkan tangan, ambing sebelum diperah, bagian yg akan dioperasi dan luka terbuka . Pengenceran : 20 ml per 10 liter air.
Ø Mendesinfeksi dan membersihkan ruangan, semua peralatan, telur tetas dan tempat mencuci kaki dipeternakan. Pengenceran : 15 ml per 10 liter air.
Ø Mendesinfeksi dan membersihkan hijauan pakan ternak. Pengenceran : 5 ml per 10 liter.
Ø Sterilisasi air minum ternak . Pengenceran : 3 ml per 10 liter air.
Ø Mendesinfeksi ruangan tercemar. Pengenceran : 20 ml per 500 liter air.
Berspektrum luas : Membasmi bakteri, vungi dan virus penyebab penyakit-penyakit pada ternak unggas dan manusia ; seperti penyakit ND / tetelo, cholera, typhus, cacar, dysentri, T.B.C. Marek, muntah berak dan penyakit umum lainnya.
Aman : Selama digunakan menurut aturan pakai tanpa menyebabkan iritasi (perangsangan) pada kulit atau selaput lendir pada ternak dan manusia. Larutan tidak berwarna sehingga tidak meninggalkan noda pada pakaian dan alat-alat ternak, juga tidak berbahaya tercampur makanan dan minuman dapat digunakan setiap hari.
Harum : Mengurangi bau kandang serta memberikan rasa segar semerbak.
6. Trimeziyn-S
Untuk pengobatan :
· Korisa
· Colibacillosis
· CRD
· Kolera
· Pullorum
Komposisi
Setiap gram mengandung :
Sulfadiazine ...................................................................................... 160 mg
Trimethoprim ..................................................................................... 32 mg
Indikasi
· Korisa (snot, pilek, muka bengkak)
· Colibacillosis (sulit bernapas, hati dan jantung diselaputi fibrin)
· CRD (ngorok)
· Kolera (berak hijau)
· Pullorm (berak kapur)
Aturan pakai
1 gram tiap 1-2 liter air minum atau 0,1-0,2 gram tiap kg berat badan, diberikan selama 3-5 hari berturut-turut.
Hentikan pemakain obat 5 hari sebelum unggas dipotong untuk dikonsumsi pada ayam yg terkena penyakit.
7. Neobro
· Mempercepat pertumbuhan broiler (ayam pedaging)
· Mengurangi angka kematian
· Meningkatkan efisiensi penggunaan ransum
Komposisi
Setiap kg mengandung :
Methionine ........................................................................... 250.000mg
Lysine ................................................................................... 10.000mg
Sodium salicylate .................................................................. 10.000mg
Vitamin A ............................................................................. 5.000.000IU
Vitamin D3 ........................................................................... 500.000IU
Vitamin E ............................................................................. 2.5000IU
Vitamin K3 ........................................................................... 1.000mg
Vitamin B1 ........................................................................... 2.000mg
Vitamin B2 ........................................................................... 4.000mg
Vitamin B6 ............................................................................ 6.000mg
Vitamin B12 .......................................................................... 2mg
Vitamin C ............................................................................ 10.000mg
Calcium-D-pantothenate ...................................................... 5.000mg
Nicotinamide ........................................................................ 15.000mg
Zinc ...................................................................................... 2.000mg
Manganese ........................................................................... 2.000mg
Magnesium ............................................................................ 5.000mg
Copper ................................................................................. 400mg
Cobalt ................................................................................... 20mg
Bahan pembantu sampai ...................................................... 1 kg
Indikasi
· Merangsang pertumbuhan ayam pedaging
· Melengkapi segala kebutuhan vitamin dan asam amino yang perlu bagi pertumbuhan
· Meningkatkan efisiensi ransum, menjadikan ayam pedaging lebih gemuk
· Mencegah stres dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
Aturan pakai
· Ayam umur 0-6 minggu :
1 gram tiap 2 liter air minum atau 1 gram tiap 1 kg ransum
· Ayam umur 6-9 minggu :
1 gram tiap 3 liter air minum atau 1 gram tiap 1,5 kg ransum
8. Vita stress
Complete, non antibiotik, multivitamins preparation + electrolytes
( A+ B complex + c + D + E + K + electrolytes)
Komposisi
Setiap kg mengandung :
Vitamin A ............................................................................. 6.000.000 IU
Vitamin D3 ........................................................................... 1.200.000 IU
Vitamin E ............................................................................. 2.500 IU
Vitamin K ............................................................................. 3.000 mg
Vitamin B1 ........................................................................... 2.000 mg
Vitamin B2 ........................................................................... 3.000 mg
Vitamin B6 ........................................................................... 1.000 mg
Vitamin B12 .......................................................................... 2 mg
Vitamin C ............................................................................. 20.000 mg
Nicotinik acid ....................................................................... 15.000 mg
Calcium-D-pantothenate ...................................................... 5.000 mg
Electrolit berupa Natrium, Kalium, Kalsium dan Magnesium 750.000 mg
Bahan pembantu sampai ...................................................... 1 kg
Indikasi
· Menambah daya tahan tubuh dan mencegah stres pada waktu : sebelum dan sesudah vaksinasi, setelah potong paruh, pindah kandang, pengantian ransum, cuaca yang buruk dan masa rontok bulu
· Mencegah kekurangan vitamin pada ayam terutama jika terdapat gangguan pertumbuhan, penurunan produksi telur dan gangguan pertumbuhan bulu
· Mempercepat pemulihan kesehatan setelah sakit dan sesudah pengobatan dengan antibiotik.
Aturan pakai
· 1 gram tiap 1 liter air minum, diberikan selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi
· 1 gram tiap 2 liter air minum, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut, untuk mencegah stress setelah pindah kandang, pada waktu cuaca yang buruk, penggantian ransum, gangguan pertumbuhan, penurunan produksi telur dan pemulihan kesehatan setelah sakit.
9. Neo meditril
10. ND B1
Vaksin I
Medivac ND Hitchner B1
Freeze dried live vaccine against Newcastle Disease (ND) in poultry
Store at 2-80 C
Administration :
Eye/ nose drop or spray
Ini merupakan vaksin aktif, ini merupakan memiliki kandungan virus yang berbeda, khusus untuk vaksin ini berisi virus ND dari genotipe ll.
Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit Newcastle disease pada unggas dan menggertak pembentukan kekebalan. Dan ini di berikan dengan cara tetes melalui mata, mulut dan juga bisa dengan injeksi subcutan. Dosis : 1000
11. Gumboro A
Vaksin II
Medivac Gumboro A
Freeze dried live vaccine against infectious bursal disease (IBD/Gumboro disease) in poultry
Store at 2-80 C
Vaksim ini diberikan untuk mencegah penyakit gumboro pada ayam.
Vaksin ini biasa sering di berikan pada air minum dan di campur dengan medimilk.
Komposisi dari medimilk setiap gram mengandung pure skim milk 100%
Indikasinya: untuk memperbaiki mutu auir yang akan di pakai sebagai pelarut vaksin melalui air minum.
Menetralkan logam, mineral dan zat-zat lain yang bias merusak vaksin. Dosis: 1000
Vaksin III
Medivac ND La Sota
See leaflet enclosed
Under licensed veterinarian prescription
Freeze dried live vaccine against Newcastle Disease (ND) in poultry
Store at 2-80 C
Administration :
Eye/ nose drop or spray
Ini merupakan vaksin aktif, ini merupakan memiliki kandungan virus yang berbeda, khusus untuk vaksin ini berisi virus ND dari genotipe ll.
Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit Newcastle disease pada unggas dan menggertak pembentukan kekebalan. Dan ini di berikan dengan cara tetes melalui mata, mulut dan juga bisa dengan injeksi subcutan. Dosis : 1000
Larutan Dapar
Vaccine Solvent
Komposisi
Setiap ml mengandung :
Phosphate buffer pH 7.0
12. Medimilk
Memperpanjang umur virus vaksin supaya menghasilkan kekebalan yang tinggi.
Komposisi
Setiap gram mengandung :
Pure skim milk ................................................................................ 100 %
Indikasi
· Memperbaiki mutu air yang akan dipakai sebagai pelarut vaksin melalui air minum.
· Menetralkan logam, mineral dan zat-zat lain yang bisa merusak vaksin.
Aturan pakai
10 gram tiap 5 liter, aduk sampai rata. Biarkan dulu selama 15-30 menit, baru campurkan vaksin ke dalamnya.
Medimilk yang diperlukan 100 ekor ayam
Umur
|
Medimilk
|
Air Minum
|
14 hari
|
3 gram
|
1,5 liter
|
21 hari
|
5 gram
|
2,5 liter
|
30 hari
|
6 gram
|
3,0 liter
|
40 hari
|
8 gram
|
4,0 liter
|
13. Agrixine solution
e. Tahap mengenali ciri-ciri penyakit pada ayam
· Tanda-tanda awal
Dari total jumlah ayam yang dipelihara, yang menandakan terkena penyakit sekitar 1-5 ekor dari 3400 ekor setah dikeluarkan dari boxnya. Ayam yang sakit menunjukkan tingkah laku yg berbeda dan kurang lincah bahkan keliatan ngantuk.
· Fisiologi
Dilihat dari hasil pengamatan saya dilapangan dari segi fisiologisnya menandakan bahwa pada ayam dalam frekuensi pernapasannya tidak normal, mata dan jengger keliatan bengkak kusam atau merah kebiruan serta pada bagian pantat atau kloaca basah/lendir.
· Tanda-tanda
Dilihat dari tanda-tanda yang kita ketahui sudah kelihatan ayam sudah mulai menyendiri, ngantuk, bahkan tidak menghiraukan pakan maupun air minum dikarenakan sudah telat di kendalikan.
f. Jenis-jenis penyakit yang biasa sering menyerang ayam tersebut yaitu:
a. Pilek (snot/coryza)
Penyakit ini menyerang ayam pada semua tingkat umur.
Penyebabnya:bakteri hemophilus gallinarum.
Tanda-tandanya:
· Bersin-bersin
· Hidung tersumbat
· Selera minum tinggi
· Nafsu makan berkurang
· Kotoran nampak cair.
Penularannya:
· Melalui udara, makanan, minuman yang tercemaroleh bakteri Hemophilus
· Hubungan langsung dengan ayam penderita
Pengobatannya :
· Di beri vaksin CRD
b. Berak kapur (pollorum)
Penyakit ini menyerang ayam pada semua golongan umur terutama pada ayam yang masih berumur bawah 2 minggu.
Penyebabnya:bakteri Salmonella pullorum
Tanda-tandanya:
· Nafsu makan berkurang
· Kotoran ayam encer berwarna putih berlendir, banyak melekat pada daerah anus (dubur)
· Pucat, lemah, kedinginan, suka bergerombolan mencari kehangatan
· Sayap nampak kusut dan menggantung
Penularannya:
· Kontak lansung dengan ayam yang terserang penyakit pollorum
· Melalui keturunan telur tetas dari induk yang menderita pollorum
· Melalui kandang, makanan, minuman yang tercemar kotoran ayam yang menderita pollorum
Pencegahannya:
· Sanitasi kandang harus selalu di perhatikan
· Penderita pullorum dikarantina ditempat terpisah
· Penyemprotan kandang dengan asepto/rodalon
Pencegahannya:
· Sanitasi kandang baik dan terawat
· Pembuatan tempat khusus sebagai tempat karantina pada ayam penderita.
c. Stress
Penyakit ini bukan di sebabkan karena baksil penyakit atau penyakit pada umumnya, tetapi karena di sebabkan situasi dan kondisi yang membuat ketegangan sebagai akibat menderita setress.
Penyebab utama:
· Kebisingan : suara manusia, kendaraan, pabrik, pesawat terbang, ledakan peluru, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.
· Terkejut: binatang masuk kandang seperti anjing, kucing, tikus, dan sebagainya.
· Cuaca: seperti angin kencang, hujan lebat, pergantian musim, perubahan udara mendadak
· Pergantian jenis makanan: seperti merek baru, kwalitet kurang terjamin,makanan (sisa stok lama)
Tanda-tandanya:
· Kondisi ayam lemah
· Produksi menurun
· Nafsu makan berkurang
· Pertumbuhan menjadi lambat karena di sebabkan terganggu pada syaraf, otot tulang, dan jaringan dalam tubuh ayam.
Pencegahannya:
· Lokasi harus jauh dari pemukiman
· Lokasi kandang aman dari gangguan binatang liar
· Pintu kandang harus terkunci
Pengobatanya:
Ayam yang terkena stress di beri obat anti stress (anti stress merah yang di lengkapi dengan elektrilit)
d. Penyakit CRD (Chronis respiratory disease)
CRD/Ngorok adalah penyakit pernafasan yang sering kita jumpai pada hampir semua jenis unggas, sebagian besar peternak pernah menemui jenis penyakit ini pada fase pemeliharaannya, pada pemeliharaan ayam kampung penyakit ini sering terjadi pada umur 3-4 minggu, seperti yang kita ketahui penyakit ini tidak hanya merugikan peternak dari segi materi, karena dampak dari penyakit ini adalah pada produktivitas ayam dengan penurunan berat badan, menghambat pertumbuhan, penularan pada ayam yang sehat hingga kematian secara berkala. CRD/Ngorok sering dikaitkan dengan penyakit snot/korisa, ILT, ND, IB dan penyakit pernafasan lainnya. Kematian yang dapat diakibatkan dari penyakit ini mencapai 50% dari total populasi.
Tanda-tandanya:
· Kepala di guncang-guncangkan
· Bersin-bersin dan dari hidung keluar cairan
· Bila bernafas sering terdengar suara ngorok.
Penularannya:
· Melalui kontak langsung dengan penderita
· Melalui pencemaran udara
· Keturunan dari induk melalui telur yang ditetaskan.
Pencegahannya:
· Sanitasi kandang yang baik
· Pemisahan atau pengelompokan ayam yang bebeda umur
· Sisa makanan penderita dibuang.
Pengobatannya:
· Tetra chlorine capsul
· Aurofac (dicampur dalam makanan)
· Suanovie (di larutkan dalam minuman).
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
Pemeliharan ayam petelur type pejantan ini secara teknis pemeliharaan sama dengan ayam broiler. Jika dilihat dari segi pemeliharaan, pemberian pakan, minum, kebersihan kandang dan pencegahan penyakit sudah dilakukan dan dengan pengawasan yang baik. Namun tidak semua usaha mengalami kelancaran dalam kelangsungan usahanya. Ada saja kemungkinan terjadinya permasalahan yang menyebabkan usaha terebut terhambat.
1. Permasalahan
Adapun masalah yang dihadapi selama kegiatan PKL adalah :
a. Sering mati lampu sehingga ayam berdesakan menyebabkan banyak kematian pada ayam
b. Pada umur lebih dari 2 minggu ayam banyak yang terserang penyakit berak kapur, ngorok dan kanibalisme sehinga banyak ayam yang terluka dan mati.
c. Belum ada obat yang bisa menghilangkan penyakit kanibalisme tersebut.
d. Letak lokasi kandang yg dipinggir jalan membuat ayam cepat terkena stress dan mati karna banyak gangguan seperti : kendaraan pabrik yg lewat, keramain, dll.
e. Ayam mengalami pertumbuhan yang tidak merata akibat nafsu makan ayam yang pernah sakit turun saat sakit sehingga ayam yang pernah sakit tidak dapat tumbuh dan berkembang seperti normalnya
f. Penanganan kesehatan yg kurang terkontrol mengakibatkan banyak ayam yg kuraang sehat saat umur panen.
g. Para penjaga kandang belum mengetahui cara penanganan kesehatan yang baik dan benar.
2. Pemecahan
Adapun untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan yang terjadi, maka alternatif atau pemecahan masalah yang dilakukan adalah
a. Untuk mengurangi tingkat kematian pada ayam akibat mati lampu maka perlu penyediaan mesin diesel.
b. Faktor penyebab kanibalisme dan ngorok diantaranya kepadatan ayam terlalu tinggi, temperatur di dalam kandang terlalu panas, intensitas cahaya terlalu tinggi,dan defisisensi mineral, ayam akan saling patuk, bagian pantat menjadi sasaran (Fadilah, 2005). Pakan tambahan yang warnanya mencolok seperti singkong, daun papaya, maupun daun pisang muda bertujuan untuk mengalihkan perhatian agar tidak saling mematuk (Nuroso, 2010). Ayam yang tekena penyakit berak kapur dipelihara di pisahkan dan dipelihara ditempat yang berbeda sampai mengering dan penggantungan hijauan (daun singkong dan pepaya) pada tempat pakan guna mengurangi sifat kanibal dan ngorok.
c. Ayam yang bobotnya kecil dipisahkan dalam pemberian pakan dan minum sehingga tidak bersaing makanan dengan ayam yang badannya lebih besar
d. Kandang ayam yg dipinggir jalan harus dikontrol setiap jam untuk menetralisir ayam yang tiba-tiba terkena stress ringan akibat kebisingan.
e. Perlu penangan kesehatan yg terkontrol untuk mendapatkan bobot ayam yg besar dan sehat sehingga pada saat panen para pembeli menilai bahwa ayam yg dipelihara penanganan kesehatannya terkontrol.
f. Berdiskusi dan belajar bersama dari internet maupun buku tentang manejemen penanganan kesehatan dan dosis pemberian obat pada ayam yg dipelihara.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan hasil PKL
Dari hasil kegiatan PKL yang dilakukan maka dapat disimpulkan pemeliharaan ayam pejantan ini hampir sama dengan ayam pedaging pada umumnya.
1. Dalam pengelolaan manajemen penanganan kesehatan ayam pedaging dari Ayam Pejantan tipe petelur, jika dilihat dari keuntungan yang didapat, maka dapat diketahui bahwa manajemen penanganan kesehatan pada peternakan ayam ini sangat terkontrol dan usaha ini layak atau cukup baik untuk dikembangkan.
2. Pemeliharaan ayam pejantan tipe petelur ini membutuhkan waktu sekitar 35 sampai 40 hari ayam sudah siap untuk dipanen dan penanganan kesehatannya harus tetap dikontrol untuk mendapatkan bobot ayam yg besar dan berat.
3. Dari hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa penyakit yang sering menyerang ayam jantan tipe petelur ini adalah ngorok dan kanibalisme. Cara penanganannya yaitu menggantungkan daun yg mencolok seperti daun singkong, daun pepaya, dll.
4. Ayam yang dipanen dijual dengan harga yang berbeda-beda berdasarkan ukuran tubuhnya karena banyak kendala yg dihadapi seperti penanganan kesehatan yg kurang baik.
b. Saran
Dalam usaha pemeliharaan ayam tipe petelur jantan ini diperlukan manajemen penanganan kesehatan yang baik untuk menekan atau mengurangi angka kematian ayam yang tinggi. dan penggunaan obat yg alternatif agar lebih efisien.
Untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal maka perlakuan dalam pemeliharaan terutama manajemen kesehatan pada ayam harus benar-benar dikontrol dengan berbagai cara untuk menghindari atau pencegahan jenis penyakit dan pengganggu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2004. Meningkatkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Akhirany, Nunung. 2010. Pedoman Pengawasan Biosecurity dan Higiene Terhadap Produk Unggas. http://disnaksulsel.info/Pedoman-Pengawasan-Biosecurity-dan-Higiene-Terhadap-Produk-Unggas diakses : 2 Juni 2012
Austic, R.E. and M.C. Nesheim.1990. Poultry Production. 13th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia
Dwicipto. 2010. Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung,
Murtidjo, Bambang Agus, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Kanisius . Yogyakarta.
Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Indarto, P. 1990. Beternak Unggas Berhasil. Armico. Bandung
Jahja dan Retno. 1993. Petunjuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. Medion. Bandung Rasyaf. M. 1994. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rasyaf, M, 1996. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakarta Pusat.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudarmono,A.S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penebar Swadaya . Jakarta.
Sudaryani,T. dan H. Santosa. 2003. Pembibtan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta
Trisunuwati, P.,Indarti R., Masdiana., 2006. Penuntun Praktikum Epidemologi. Laboratorium Epidemiologi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Lampiran 1. Data Pribadi Mahasiswa PKL
Nama : Salman Alfaeruz
NIM : B1D 011 254
TTL : Mesanggok, 07 Mei 1993
Agama : ISLAM
Jurusan : S1 PETERNAKAN
Program studi : S1 Ilmu Peternakan
Fakultas : Peternakan
Universitas : Mataram
IPK : 2,69
Alamat : Jl. Soekarno – Hatta, Otak Gerung, LOBAR
No.telp/Hp : 087 765 784 360
Lampiran
Lingsar
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar